Hubungan Sistem Penanggalan Sasak dengan Ilmu Astronomi |
BACA JUGA : Fiosofi yang Mendasari Adat perkawinan Bangsawan Sasak
BACA JUGA : Realitas Karakter Masyarakat Sasak Zaman Sekarang
BACA JUGA : Hubungan Nilai Budaya Sasak dengan Pancasila sebagai Karakter Bangsa Indonesia
BACA JUGA : Sistem Penanggalan Masyarakat Sasak Lombok '
BACA JUGA : Hubungan Sistem Penanggalan Sasak dengan Ilmu Astronomi
BACA JUGA : Fungsi Sistem Penanggalan Suku Sasak Lombok
Hubungan Sistem Penanggalan Sasak dengan Ilmu Astronomi -
Tingginya tingkat akurasi penanggalan Sasak
menandakan bahwa masyarakat Sasak sejak dulu sudah menguasai pola cuaca dan
iklim dengan berdasarkan pada kebiasaan, gejala alam, dan ilmu
astronomi.Pengetahuan tentang pola cuaca dan iklim tersebut digunakan dalam
berbagai aktivitas seperti bertani, berlayar, dan kegiatan lainnya.
Dalam kegiatan pertanian, masyarakat Sasak
yang berprofesi sebagai petani mengamati kapan tumbuk terjadi.Tumbuk ini
digunakan sebagai penanda agar petani memulai persiapan untuk menanam
padi.Biasanya tumbuk terjadi pada
bulan Oktober saat matahari berada pada kulminasi atas di lintang letak pulau
Lombok, yaitu sekitar 8°30′ Lintang Selatan. Pada saat itu matahari
bergerak dari lintang 0° di khatulistiwa ke lintang 23½° dari tanggal 23
September sampai tanggal 22 Desember yang jumlahnya 90 hari. Dari data
tersebut, didapatkan matahari bergerak 23½°/90 hari=0,26° per hari di
ekliptika. Jika matahari bergerak 0,26° per hari, maka matahari akan tepat berada
di lintang pulau Lombok 8°30′/ 0,26°=32,6 hari setelah tanggal 23
September yang bertepatan dengan tanggal 24 Oktober.
Waktu padi rowot
berbunga bertepatan dengan terbitnya bintang Rowot. Bintang Rowot ini
merupakan gugusan bintang yang berada pada rasi bintang Taurus dengan deklinasi
+14° 52′ 20″ dan asensiorekta 04j 42m 08d.
Gugus bintang ini dikenal dengan nama gugus bintang Pleiades. Gugus bintang ini
juga digunakan masyarakat Jawa untuk menandai kegiatan pertanian.Gugus bintang
ini tidak terlihat selama beberapa hari yaitu sekitar April-Mei disebabkan oleh
posisi bumi saat revolusi.
Bau
nyale atau ritual menangkap nyale dilaksanakan pada tanggal 20 bulan Sepulu.Tanggal 20 yang dimaksud bukanlah tanggal 20 bulan Sasak
melainkan tanggal 20 bulan Hijriyah. Apabila pada tanggal 20 nyale tidak banyak yang keluar, maka
orang Sasak akan mengatakan penanggalan pada kalender salah karena nyale tidak
mungkin muncul pada tanggal 21. Hal ini ternyata bersesuaian dengan peredaran
bulan karena pada tanggal 21 terjadi pasang perbani sehingga nyale tidak keluar.
0 komentar:
Post a Comment