Friday, 9 January 2015

Lanjutan Nilai Nilai yang Terkandung dalam Novel Laskar Pelangi 2015

Lanjutan Nilai Nilai yang Terkandung dalam Novel Laskar Pelangi 2015 -

  1. Nilai Kesopanan
Sopan-santun adalah suatu prilaku terpuji yang harus dimiliki oleh setiap insan. Dengan adanya prilaku sopan diharapkan mampu menghiasi setiap lika-liku kehidupan. Selain itu juga diharapkan dapat menjaga kerukunan sehingga dapat tercipta kehidupan yang aman dan tentram.
Nilai kesopanan dapat didapatkan dari apa yang dituangkan Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi. Nilai kesopanan yang ditunjukkan dapat terlihat dari kutipan paragraf berikut :

Setelah memuat belanjaan ke atas bak sebuah mobil pikap, pria bertulang besi tadi menerima sejumlah uang. Ia mengucapkan terima kasih dengan menunduk sopan lalu kembali ke tokonya (Hiarata, 2005:456 ).

Dari petikan paragrap di atas dapat terlihat bahwa tokoh pria bertulang besi memiliki prilaku yang sopan dan santun. Hai itu terlihat dari prilaku tokoh ketika menerima uang imbalan.
Nilai kesopanan seperti itulah yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Karena dengan tetap berlaku sopan terhadap sesama, niscaya pergaulan tidak akan pernah dekat dengan yang namanya perselisihan. Dengan begitu akan tumbuh ikatan persaudaraan yang tentunya akan menciptakan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
  1. Nilai Tolong-Menolong
Tolong-menolong berarti suatu sikap yang mendorong pribadi seseorang untuk mau membantu meringankan beban orang lain. Sikap itu berlandaskan pada ketulusan hati seseorang tanpa mengharap imbalan/balasan. Novel Laskar Pelangi begitu banyak mengajarkan nilai tolong-menolong antarsesama. Tolong-menolong senantiasa dilakukan untuk dapat membantu menyelesaikan masalah seseorang sehingga beban mereka menjadi ringan.
Novel Laskar Pelangi memaparkan nilai tolong-menolong dalam kutipan seperti di bawah ini :

Aku pernah membaca kisah tentang wanita yang membelah batu karang untuk mengalirkan air, wanita yang menenggelamkan diri belasan tahun sendirian di tengah rimba untuk menyelamatkan beberapa keluarga orang utan, atau wanita yang berani mengambil resiko tertular virus ganas demi menyembuhkan penyakit seorang anak yang sama sekali tak dikenalnya nun jauh di Somalia.(Hirata,2005:29).

Dari kutipan di atas, sangat jelas tokoh Aku menceritakan tentang seorang wanita yang memiliki sifat penolong yang luar biasa. Kegigihan wanita tersebut dalam menolong sesama digambarkan pengarang di dalam novelnya untuk memaparkan betapa pentingnya nilai tolong-menolong dalam menjalani kehidupan. Tokoh Wanita sadar bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Sebaliknya, manusia membutuhkan orang lain untuk membantu dan dibantu. Di dalam kutipan juga terlihat bahwa tokoh Wanita tidak hanya suka menolong terhadap sesama manusia tetapi juga dengan makhluk hidup lainnya yang dalam hal ini adalah orang utan. Sang wanita sadar bahwa menolong tidak terbatas untuk manusia saja, tetapi juga makhluk hidup lain seperti binatang juga perlu untuk mendapatkan pertolongan.

0 komentar:

Post a Comment