Sistem Penanggalan Masyarakat Sasak Lombok |
BACA JUGA : Fiosofi yang Mendasari Adat perkawinan Bangsawan Sasak
BACA JUGA : Realitas Karakter Masyarakat Sasak Zaman Sekarang
BACA JUGA : Hubungan Nilai Budaya Sasak dengan Pancasila sebagai Karakter Bangsa Indonesia
BACA JUGA : Sistem Penanggalan Masyarakat Sasak Lombok '
BACA JUGA : Hubungan Sistem Penanggalan Sasak dengan Ilmu Astronomi
BACA JUGA : Fungsi Sistem Penanggalan Suku Sasak Lombok
Sistem Penanggalan Masyarakat Sasak Lombok - Sistem penanggalan Sasak merupakan salah satu peninggalan dari kebudayaan masyarakat Sasak di masa lalu.Penanggalan ini hanya mempunyai perhitungan bulan tanpa ada rincian tanggal dari setiap bulan tersebut.Meskipun demikian, terdapat tiga peristiwa penting yang dapat ditentukan secara jelas yakni tumbuk, terbitnya bintang rowot, dan bau nyale.Uniknya, penanggalan ini didasarkan pada dua penanggalan sekaligus yaitu, penanggalan Masehi dan penanggalan Hijriyah. Jumlah hari dalam setahun pada penanggalan Sasak sama dengan jumlah hari dalam setahun pada penanggalan Masehi. Sedangkan jumlah hari dalam sebulan mengikuti jumlah hari pada penanggalan Hijriyah.
Penanggalan Sasak berpedoman pada sebuah
gugus bintang yang disebut bintang rowot.Disebut demikian karena gugus bintang
ini muncul bersamaan dengan waktu padi rowot berbunga.Hal ini sesuai dengan
pendapat Amaq Radi (wawancara tanggal 30 Mei 2011)Padi rowot merupakan padi
lokal yang berumur sangat lama yaitu mencapai 5 bulan. Oleh karena itu, banyak
masyarakat Sasak yang tidak menanamnya secara khusus pada lahan pertanian.Akan
tetapi, padi ini ditanam di pinggir lahan mereka atau dekat pematang
sawah.Penanamannya hanya sebatas untuk menjadi penanda terhadap terbitnya
bintang rowot ketika padi ini berbunga.Terbitnya bintang ini dijadikan patokan
dalam penentuan tanggal satu bulan Saq (bulan
ke satu dalam penanggalanSasak).
Seperti penanggalan Masehi dan
penanggalan Hijriyah, penanggalan Sasak juga memiliki 12 bulan.Namun, ada
selang beberapa hari antara bulan ke-12 dan bulan ke-1 pada saat pergantian
tahun. Beberapa masyarakat Sasak menyebutnya bulan Teluolas (tiga belas). Hal
ini disebabkan oleh bintang rowot yang ngarem atau tilem (tidak muncul atau
tenggelam). Sebutan untuk bulan-bulan dalam sistem penanggalan Sasak
menggunakan angka dalam bahasa Sasak yaitu,
1. Bulan
Saq (satu),
2. Bulan
Due (dua),
3. Bulan
Telu (tiga),
4. Bulan
Empat (Empat),
5. Bulan
Lime (lima),
6. Bulan
Enem (enam),
7. Bulan
Pituq (tujuh),
8. Bulan
Baluq (delapan),
9. BulanSiwaq (sembilan),
10. Bulan
Sepulu (sepuluh),
11. Bulan
Solas (sebelas), dan
12. Bulan
Due Olas (dua belas).
Untuk mengetahui bintang Rowot ini sudah
terbit atau belum, masyarakat pada umumnya mengamati pada waktu Isya pada
posisi timur laut atau pada pagi hari sekitar pukul 04.00 di sebelah barat
laut.Bintang rowot selalu berdampingan dengan bintang waluku (bintang
tenggala), tetapi lebih ke utara di samping kanan. Apabila bintang rowot sudah mulai
muncul, bintang tenggala tenggelam (Sasak: ngarem)
selama satu bulan.
Penanggalan Sasak tidak menggunakan
hisabiyah atau perhitungan akan tetapi dengan cara rukyah, yaitu dengan
mengamati fase-fase bulan untuk menentukan tanggal pada bulan Hijriyah yang
bersangkutan. Tanggal pada bulan Hijriyah ini penting untuk diketahui karena
dengan mengetahuinya, masyarakat Sasak dapat memprediksi keadaan cuaca pada
tahun tersebut. Selain itu, tanggal pada bulan Hijriyah yang bertepatan dengan
saat bintang rowot muncul yaitu tanggal satu bulan Saqakan mempengaruhi awal bulan Sasak selanjutnya. Misalnya, awal
bulan Saq jatuh pada tanggal 6
Rabi’ul Awal maka awal bulan Due akan jatuh pada tanggal 6 Rabi’ul Akhir.
Peristiwa penting lain yang dijadikan
acuan dalam penanggalan Sasak yaitu tumbuk
atau tumpek. Tumbuk atau tumpek ini
terjadi pada bulan Oktober yang biasanya bertepatan dengan tanggal 6, 16, atau
26 bulan Hijriyah.Masyarakat Sasak memiliki kepercayaan dalam menafsirkan
tanggal-tanggal tersebut. Apabila tumbuk
jatuh pada tanggal 6, hujan akan lebat di awal. Jika tumpek jatuh pada tanggal 16, hujan akan turun dengan intensitas
yang sama. Sedangkan apabila jatuh pada tanggal 26, hujan akan lebat di
akhir.
No comments:
Post a Comment