Sinopsis Novel Laskar Pelangi 2015 Terbaru |
Sinopsis Novel Laskar Pelangi 2015 Terbaru -
Baca JUGA : Nilai Nilai Yang Terkandung pada Novel Laskar Pelangi
1. Pengarang : Andrea Hirata
2.
Gambar kulit :
Warna dasar hitam dan merah dengan
gambar anak-anak kecil yang sedang
bermain ditambah dengan ilustrasi bias
cahaya mirip pelangi.
3.
Penerbit : PT. Bentang Pustaka,
Yogyakarta,
cetakan ke-
19 pada Maret 2008
4.
Tebal : 534 halaman
5.
Tempat kejadian :
Pulau Belitong, Bangka Belitung.
6.
Pemegang Peranan :
Ikal dan
sepuluh orang anggota Laskar
Pelangi, Bu Muslimah, Pak Harfan,
dan
Ayah Ikal.
Para pemegang peranan dapat dilukiskan sebagai berikut:
Ikal
Tokoh
'aku' dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman
sebangku bernama Lintang, yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi.
Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi.
Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah
toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua
terpaksa berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
Lintang
Teman sebangku Ikal yang luar biasa
jenius. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan
harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan
minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia selalu
aktif di dalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun
ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa
peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja
untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
Sahara
Satu-satunya gadis dalam anggota Laskar
Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh
kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja
kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan
air dalam termosnya.
Mahar
Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki
bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu
Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara.
A Kiong
Anak Hokian keturunan Tionghoa ini adalah
pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar adalah suhunya yang
agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa
persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada siapapun
kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua
saling mencintai satu sama lain.
Syahdan
Anak nelayan yang ceria ini tak pernah
menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Misalnya
ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan
itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal, ia
dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta
pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang
oleh Laskar Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada
akhirnya dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan peran kecil seperti
tuyul atau jin. Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah itu ia
berhasil menjadi network designer.
Kucai
Ketua kelas sepanjang generasi sekolah
Laskar Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya
melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap marah ke arah Borek, maka akan
terlihat ia sedang memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak kecil terlihat
bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua
fraksi di DPRD Belitong.
Borek
Pria besar maniak otot. Borek selalu
menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko
milik A Kiong dan Sahara.
Trapani
Pria tampan yang pandai dan baik hati ini
sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya,
seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh
Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita
menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya
terhadap ibunya.
Harun
Pria yang memiliki keterbelakangan mental
ini memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini
senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga
anak yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan
senang sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3
buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.
Tokoh-tokoh Lain:
Bu Muslimah
Bernama
lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda
Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama Laskar
Pelangi dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.
Pak Harfan
Nama
lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah
dari sekolah Muhammadiyah. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar
meski murid-murid awalnya takut melihatnya.
Flo
Bernama asli adalah Floriana, seorang anak
tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari
sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian
dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat
kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang
malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah
Mahar dan tak mau didebat.
A Ling
Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara
sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal
karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri.
Cerita Laskar pelangi diangkat dari kisah
nyata yang dialami oleh penulisnya sendiri. Buku Laskar Pelangi menceritakan
kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat
miskin. Anak orang-orang ‘kecil’ ini mencoba memperbaiki masa depan dengan
menempuh pendidikan dasar dan menengah di sebuah lembaga pendidikan yang
puritan. Bersebelahan dengan sebuah lembaga pendidikan yang dikelola dan
difasilitasi begitu modern pada masanya. SD Muhammadiyah-sekolah penulis ini,
tampak begitu parah jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah
(Perusahaan Negara Timah). Mereka, para native Belitung ini tersudut dalam
ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah
gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah
kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang
guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu
guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha
mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang
nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan
murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa
bersekolah tak pernah mendapatkan rapor. Sekolah yang dihidupi lewat uluran
tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah
bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya,
jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa
mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan
sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan
cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru
menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi
setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh.
Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan
sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah
berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu
membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak marjinal tadi agar percaya diri,
berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal
yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar
tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar
apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan
seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid
lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat
menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas
murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah
Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval
mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak
anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba
cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu
prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.
Kejadian yang paling menyedihkan melanda
sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi
itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan
SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi
keluarga sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia. Native Belitong kembali
dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena
alasan biaya dan nafkah keluarga yang justru disekelilingnya PN Timah menjadi
semakin kaya raya dengan mengeksploitasi tanah leluhurnya.
Banyak
hal-hal inspiratif yang dimunculkan buku ini. Buku ini memberikan contoh dan
membesarkan hati. Buku ini memperlihatkan bahwa di tangan seorang guru,
kemiskinan dapat diubah menjadi kekuatan, keterbatasan bukanlah kendala untuk
maju, dan pendidikan bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas.
Paling tidak Laskar Pelangi dan sekolah miskin Muhamaddiyah menunjukkan bahwa
pendidikan yang hebat sama sekali tak berhubungan dengan fasilitas. Terakhir
cerita Laskar Pelangi memberitahu kita bahwa bahwa guru benar-benar seorang
pahlawan tanpa tanda jasa.
No comments:
Post a Comment