NEGARAWAN
Hidup mewah bagi Negarawan yang sedang memimpin sebuah negara, tentu tidak masalah. Asalkan rakyat yang dipimpinnya menikmati kemakmuran, lapangan kerja yang mudah, pendapatan per kapita rakyat memadai, pendidikan murah bahkan gratis. Namun sebaliknya, jika kemiskinan ada di mana-mana, pengangguran menular bagai deret ukur, hasil pendidikan sulit terserap tenaga kerja, banyak sarjana berpangku tangan, pencari kerja yang tak sebanding dengan jumlah lapangan kerja, dan ledakan penduduk yang tak terkendali. Kemiskinan pun akan sulit untuk dihindari. Meskipun dalam pidato dan hasil survey, sering tak sesuai dengan kenyataan. Di atas kertas pertumbuhan ekonomi Indonesia membanggakan. Tapi di lapangan, fakir miskin, anak terlantar, orang melarat dan sebangsanya, mudah dijumpai di jalan-jalan umum atau di desa-desa pinggir kota. Kehidupan macam itu mudah ditemukan. Terkadang tidak jauh dari singgasana pemimpin.
Indonesia kini butuh negarawan yang semangat nasionalismenya kuat. Yang nampak justru capres dan cawapres, mengusung ambisi besar agar mulus ke kursi kekuasaan. Membangun Indonesia, pemimpin harus melihat ke bawah. Dominan rakyat Indonesia berada di lapis menengah ke bawah. Kebijakan yang dilahirkan, hendaknya lebih merakyat. Maka infrastruktur yang yang menyentuh kehidupan rakyat harus diperkuat. Negarawan yang semangat nasionalismenya kuat, akan mengakomodir kebutuhan rakyat yang dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Banyak contoh kehidupan negarawan dengan semangat nasionalisme tinggi. Meskipun bukan dari bangsa kita. Seperti Mahmud Ahmadinejad, presiden keenam Iran. Meski menjadi presiden di negara minyak, ia tidak hidup bermewah-mewah. Saat memasuki istana Iran, karpet istana di bongkar. Lalu disumbankan untuk masjid yang ada di Iran. Ia ganti karpet di istana dengan "hambal" biasa yang lebih murah. Ia biasa hidup sederhana. Lahir dari keluarga miskin dan ayahnya sebagai "pande" Besi. Ia memimpin Iran dengan memilih hidup sederhana, asalkan rakyatnya sejahtera. Setiap melawat ke luar negeri Presiden Ahmadinerjad menggunakan pesawat kargo kelas ekonomi. Kesederhanaan apapun ia lakukan, asalkan tidak memberatkan pajak rakyat. Bahkan ia memilih untuk tidak tinggal di istana, dan hanya dikawal oleh dua orang polisi.Tetapi rakyat Iran bangga mempunyai pemimpin dan melindunginya
Juga presiden Prancis Francois Gerald Georges Nicolas Hollande yang populer dengan panggilan Francois Hollande adalah sosok kepala negara yang sederhana. Tetapi sangat mencintai rakyatnya. Sebagai presiden, ia tidak punya mobil. Kesehariannya ia hanya pakai scuter / vespa. Tidak seperti pendahulunya Nicolas Zarkozy dan Francois Matterrand yang hidup dengan kemewahan berlimpah. Padahal jika ia mau, tentu fasilitas mewah akan didapatkannya. Tetapi sebagai negarawan, ia ingin menunjukkan janji saat menawarkan diri sebagai presiden. Janji itulah yang ditepatinya. Negarawan yang mencintai dan menyayangi rakyatnya itu adalah sosok nasionalis sejati yang dicintai rakyat dan bangsanya.
Hidup sederjana bagi seorang pemimpin adalah teladan kasat mata yang dapat dilihat oleh rakyat. Sederet capres dan cawapres yang digadang di Indonesia, bisa dinilai siapa negarawan yang patut dijadikan teladan oleh rakyat. Gagah dengan kebesaran fisiknya, atau kerempeng dengan kesederhanaannya atau ceplas-ceplos lincah menyelesaikan pekerjaannya adalah pantulan rupa yang sedang kita saksikan. Rakyat bisa melihat dan menilai mana emas dan mana loyang. Mana nasionalis sejati dan sosok negarawan, sehingga lima tahun ke depan, bisa dilihat hasilnya sehingga rakyat tidak salah pilih.
Siapapun dia, dari partai apapun dia, profesi apapun dia, apakah dia ahli hukum, ahli politik atau ahli tata negara . Ke manapun dia harus sudah teruji, oleh tugas dan jabatan yang pernah dipegangnya, Berasal dari orang kecil atau orang besar, gagah atau tidak gagah, cakap berorasi untuk meyakinkan rakyat atau tidak, telah teruji imannya. Ketangguhannya sebagai orang bersih bisa dibuktikan. Kesehariannya, meneduhkan hati orang banyak. Setiap dilihat publik, sanggup mengundang simpati. Setidaknya, sosok itulah yang diimpikan rakyat saat ini. Semoga. :)
Banyak contoh kehidupan negarawan dengan semangat nasionalisme tinggi. Meskipun bukan dari bangsa kita. Seperti Mahmud Ahmadinejad, presiden keenam Iran. Meski menjadi presiden di negara minyak, ia tidak hidup bermewah-mewah. Saat memasuki istana Iran, karpet istana di bongkar. Lalu disumbankan untuk masjid yang ada di Iran. Ia ganti karpet di istana dengan "hambal" biasa yang lebih murah. Ia biasa hidup sederhana. Lahir dari keluarga miskin dan ayahnya sebagai "pande" Besi. Ia memimpin Iran dengan memilih hidup sederhana, asalkan rakyatnya sejahtera. Setiap melawat ke luar negeri Presiden Ahmadinerjad menggunakan pesawat kargo kelas ekonomi. Kesederhanaan apapun ia lakukan, asalkan tidak memberatkan pajak rakyat. Bahkan ia memilih untuk tidak tinggal di istana, dan hanya dikawal oleh dua orang polisi.Tetapi rakyat Iran bangga mempunyai pemimpin dan melindunginya
Juga presiden Prancis Francois Gerald Georges Nicolas Hollande yang populer dengan panggilan Francois Hollande adalah sosok kepala negara yang sederhana. Tetapi sangat mencintai rakyatnya. Sebagai presiden, ia tidak punya mobil. Kesehariannya ia hanya pakai scuter / vespa. Tidak seperti pendahulunya Nicolas Zarkozy dan Francois Matterrand yang hidup dengan kemewahan berlimpah. Padahal jika ia mau, tentu fasilitas mewah akan didapatkannya. Tetapi sebagai negarawan, ia ingin menunjukkan janji saat menawarkan diri sebagai presiden. Janji itulah yang ditepatinya. Negarawan yang mencintai dan menyayangi rakyatnya itu adalah sosok nasionalis sejati yang dicintai rakyat dan bangsanya.
Hidup sederjana bagi seorang pemimpin adalah teladan kasat mata yang dapat dilihat oleh rakyat. Sederet capres dan cawapres yang digadang di Indonesia, bisa dinilai siapa negarawan yang patut dijadikan teladan oleh rakyat. Gagah dengan kebesaran fisiknya, atau kerempeng dengan kesederhanaannya atau ceplas-ceplos lincah menyelesaikan pekerjaannya adalah pantulan rupa yang sedang kita saksikan. Rakyat bisa melihat dan menilai mana emas dan mana loyang. Mana nasionalis sejati dan sosok negarawan, sehingga lima tahun ke depan, bisa dilihat hasilnya sehingga rakyat tidak salah pilih.
Siapapun dia, dari partai apapun dia, profesi apapun dia, apakah dia ahli hukum, ahli politik atau ahli tata negara . Ke manapun dia harus sudah teruji, oleh tugas dan jabatan yang pernah dipegangnya, Berasal dari orang kecil atau orang besar, gagah atau tidak gagah, cakap berorasi untuk meyakinkan rakyat atau tidak, telah teruji imannya. Ketangguhannya sebagai orang bersih bisa dibuktikan. Kesehariannya, meneduhkan hati orang banyak. Setiap dilihat publik, sanggup mengundang simpati. Setidaknya, sosok itulah yang diimpikan rakyat saat ini. Semoga. :)
No comments:
Post a Comment