Pages

Pages - Menu

Thursday, 8 May 2014

Menjadi Guru Profesional dan Berkualitas

   GURU  adalah sosok yang demikian menarik untuk dibicarakan apalagi berkaitan dengan dunia pendidikan. Pahlawan tanpa tanda jasa ini memiliki peran yang sangat strategis dalam dunia pendidikan, yang menjadikan guru sebagai teladan bagi peserta didik. Karena perannya yang sangat sentral dalam dunia pendidikan, sering menjadikan guru sebagai pihak yang banyak dibicarakan, apalagi jika sikapnya tidak sepadan dengan gelarnya sebagai guru. Akhir-akhir ini ada beberapa oknum guru yang dihujat dan dipidanakan karena berbagai macam kasus yang dilakukan, ditambah dengan pemberitaan media massa yang demikian heboh bahkan cenderung terlalu dibesar-besarkan sehingga melupakan segala macam kebaikan yang telah dilakukan oleh guru.





Sebagai penulis saya juga merasa agak miris dengan berbagai macam pemberitaan di media massa yang dilakukan oleh oknum guru, seperti pelecehan seksual, kekerasan terhadap peserta didik dan tindakan menyimpang lainnya. Tetapi apakah pantas tindakan yang dilakukan oleh "oknum guru" ini lantas men-generalisir bahwa guru tidak lagi layak untuk diteladani ? Padahal masih banyak juga guru lain yang melaksanakan tugasnya dengan tulus ikhlas karena berkeyakinan bahwa mendidik adalah ladang pahala kebajikan yang tiada putusnya. Oleh karena itu, apapun yang terjadi dengan berbagai macam yang mendeskritkan guru, mari kita anggap ini sebuah tantangan untuk menjadi guru profesional dan berkualitas. Karena tidak semua orang bisa menjadi guru, karena untuk menjadi guru yang baik dan profesional diperlukan high impulse energy ( energi awal yang tinggi ).


      Jhond Godland, tokoh pendidikan paling berpengaruh di Amerika Serikat, secara meyakinkan melaporkan temuan risetnya bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran. Riset itu kemudian dipublikasikan dengan titel " Behind the Classroom Doors" yang di dalamnya dijelaskan bahwa ketika para guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu kelas itu, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru.
      Hal ini sangat masuk akal, karena ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas. Ia bisa tampil sebagai sosok yang menarik sehingga mampu menebarkan virus positif atau motivasi berprestasi bagi para peserta didiknya. Di dalam kelas seorang guru juga bisa, tampil sebagai sosok yang mampu membuat peserta didik berpikir divergent dengan memberikan berbagai pertanyaan yang jawabannya tidak sekedar terkait fakta antara ya atau tidak. Seorang guru di kelas dapat merumuskan pertanyaan kepada siswa yang memerlukan jawaban kreatif, imajinatif-hipotetik, dan bahkan sintetik sekalipun. Sebaliknya dengan otoritasnya yang begitu besar di dalam kelas, bagi seorang guru juga tidak menutup kemungkinan untuk tampil sebagai sosok yang membosankan, instruktif dan tak mampu menjadi idola bagi para siswanya. Bahkan dia juga berkembang ke arah proses pembelajaran yang secara tidak sadar mematikan kreatifitas, menumpulkan daya nalar, san mengabaikan aspek afektif. Singkatnya untuk melindungi kepentingan siswa sebagai generasi bangsa  dan juga untuk mengembangkan SDM Indonesia dalam jangka masa depan, guru memang harus profesional dan efektif di kelasnya masing-masing ketika ia harus melakukan proses pembelajaran. Karena gurulah yang menghabiskan waktu dengan siswa setiap hari, gurulah yang lebih baik daripada siapapun dalam melihat apa yang terjadi ketika mereka mulai berpikir berbeda tentang pekerjaan mereka dengan murid, gurulah yang dapat membuat perubahan. Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas, bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti.
      Dan kata profesional bukan hanya kata bakuyang diperuntukkan bagi mereka yang kerja di kantoran, tetapi kata profesional berlaku untuk setiap profesi. Termasuk guru. Guru harus memiliki keahlian tertentu dan distandarkan secara kode keprofesian. Bila ia tidak memiliki keahlian menjadi guru, maka tidak dapat disebut sebagai guru. Guru adalah operator kurikulum pendidikan dan pengentas kebodohan. Ia merupakan mata rantai dan pilar peradaban sekaligus benang merah kemajuan suatu masyarakat dan motor penggerak peradaban suatu bangsa. Dapat dibayangkan bila profesi ini diamanahkan bagi mereka yang tidak profesional dan menjadikan profesi ini sebagai pilihan terakhir. Akan dibawa ke mana bangsa ini ?
     


Guru profesional adalah guru yang meramu kualitas dan integritasnya. Mereka tidak hanya memberikan pembelajaran bagi peserta didiknya tetapi mereka juga harus menambah pembelajaran bagi diri mereka sendiri karena zaman terus berubah. Ia harus terus meningkatkan kemampuan serta keterampilannya dalam berbagai bidang. Penignkatan kualitas ini tidak hanya didapat melalui ruang formal saja. Tetapi juga bisa melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas guru. Yuk, JADI GURU PROFESIONAL DAN BERKUALITAS SERTA TELADAN BAGI PESERTA DIDIK. Yang menjadikan profesinya tidak hanya profesi penopang kehidupannya di dunia, tetapi juga sebagai tabungan untuk kehidupannya di akhirat. Amiin :)  
      





No comments:

Post a Comment