Skripsi STKIP Hamzanwadi Pancor “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pembentukan Tingkah Laku Siswa kelas VII MTs Negeri Masbagik Tahun pelajaran 2013/2014”. |
Skripsi STKIP Hamzanwadi Pancor “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pembentukan Tingkah Laku Siswa kelas VII MTs Negeri Masbagik Tahun pelajaran 2013/2014”. - Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang.
Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat, apalagi dalam menghadapi era globalisasi
dan perdagangan bebas. Untuk itu perlu disiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui
jalur pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi
pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan
sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu
memajukan bangsanya (Kunaryo, 2000:23).
Pendidikan dalam arti luas di dalamnya terkandung pengertian
mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan
di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Salah satu
tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal
sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2
(dua) jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah
melalui kegiatan belajar-mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur
pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan
belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan (Maftukhah,
2007:17).
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan
luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberi keyakinan
agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (Depdiknas, 2003:23). Dengan
demikian keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, sehingga latar
belakang keluarga harus diperhatikan agar keberhasilan pendidikan dicapai
secara maksimal.
Keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan unit terkecil
di dalam kehidupan masyarakat yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini
dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak
selanjutnya (Semiawan, 2008: 4). Di samping institusi sekolah, keluarga adalah
lembaga yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam pembentukan perilaku anak
didik. Perilaku anak didik meliputi keseluruhan persepsi, sikap, ucapan, dan
tindakan anak didik di dalam proses perkembangan keperibadiannya. Karakter
adalah watak/perilaku seseorang yang sudah menyatu dan mewarnai diri seorang
insan yang terwujud dalam setiap kata maupun perbuatannya di setiap saat.
Karakter terbentuk melalui konsep-konsep yang diperoleh
seseorang melalui pengamatan, pengalaman dan duplikasi dari lingkungan dimana
ia tumbuh dan berkembang. Hal ini dimulai sejak seseorang mulai mengenal makna
setiap kata, isyarat dan tingkah laku orang yang lebih tua dari dirinya yang
ada di sekitarnya, yang berulang bahkan menjadi kebiasaan , lalu dalam diri
seseorang itu terjadi “penerimaan” atau “penolakan” terhadap apa yang ia terima
tadi.
Penerimaan yang dimaksud dapat dicontohkan misalnya, seorang
anak yang tumbuh dilingkungan orang dewasa yang suka memaki atau bergunjing lalu
iapun mengikuti kebiasaan itu tanpa ada pengaruh dari lingkungan lain maka perilaku itu akan terterima dan
bisa jadi karakter anak itu nantinya. Namun, sebaliknya jika ia mendapat pengaruh dari lingkungan lain
misalnya dari sekolah, maka akan terjadi penolakan dalam diri anak itu terhadap
perilaku tersebut sehingga terbentuk perilaku lain yang lain (yang baik) yang
kelak membentuk karakter sang anak di kemudian hari.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di MTs Negeri
Masbagik juga menunjukkan bahwa
perilaku siswa memiliki perbedaan
yang cukup mencolok. Sebagian siswa memiliki karakter pendiam, sebagian yang
lain merupakan siswa-siswa dengan tingkat keceriaan yang tinggi. Peneliti
menjumpai adanya siswa yang memiliki masalah dalam hal sosialisasi di sekolah, di samping ada pula siswa yang
secara ekstrim memiliki masalah secara sosial.
Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan
pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan lingkungannya tinggi tidak
akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda
dengan orang tua yang keadaan lingkungannya rendah. Contohnya: anak dalam
belajar akan sangat memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang kadang-kadang
harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi
penghambat bagi anak dalam pembelajaran.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di MTs Negeri Masbagik menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti
pendidikan di MTs tersebut berasal dari keluarga yang berlatar belakang lingkungan
yang beragam. Keragaman latar belakang ekonomi orang tua tersebut dapat
berpengaruh pula pada kemampuan membiayai kepada anak-anaknya, sehingga keadaan
lingkungan orang tua merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
pendidikan anak.
Menurut peneliti, profesi orang tua akan mempengaruhi kondisi
lingkungan keluarga yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pola asuh dan
pola didik orang tua terhadap anaknya. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap
Pembentukan Tingkah Laku Siswa kelas
VII MTs Negeri Masbagik Tahun pelajaran 2013/2014”.
DOWNLOAD :
Semoga bermanfaat readers :)
No comments:
Post a Comment