Pages

Pages - Menu

Thursday, 18 December 2014

Skripsi STKIP Hamzanwadi Pancor “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pembentukan Tingkah Laku Siswa kelas VII MTs Negeri Masbagik Tahun pelajaran 2013/2014”.

Skripsi STKIP Hamzanwadi Pancor “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pembentukan Tingkah Laku Siswa kelas VII MTs Negeri Masbagik Tahun pelajaran 2013/2014”.

Skripsi STKIP Hamzanwadi Pancor “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pembentukan Tingkah Laku Siswa kelas VII MTs Negeri Masbagik Tahun pelajaran 2013/2014”. - Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat, apalagi dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas. Untuk itu perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya (Kunaryo, 2000:23).
Pendidikan dalam arti luas di dalamnya terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Salah satu tujuan siswa bersekolah adalah untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal sesuai dengan kemampuannya. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan (Maftukhah, 2007:17).
Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberi keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan (Depdiknas, 2003:23). Dengan demikian keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, sehingga latar belakang keluarga harus diperhatikan agar keberhasilan pendidikan dicapai secara maksimal.
Keluarga merupakan lembaga sosial pertama dan unit terkecil di dalam kehidupan masyarakat yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya (Semiawan, 2008: 4). Di samping institusi sekolah, keluarga adalah lembaga yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam pembentukan perilaku anak didik. Perilaku anak didik meliputi keseluruhan persepsi, sikap, ucapan, dan tindakan anak didik di dalam proses perkembangan keperibadiannya. Karakter adalah watak/perilaku seseorang yang sudah menyatu dan mewarnai diri seorang insan yang terwujud dalam setiap kata maupun perbuatannya di setiap saat.
Karakter terbentuk melalui konsep-konsep yang diperoleh seseorang melalui pengamatan, pengalaman dan duplikasi dari lingkungan dimana ia tumbuh dan berkembang. Hal ini dimulai sejak seseorang mulai mengenal makna setiap kata, isyarat dan tingkah laku orang yang lebih tua dari dirinya yang ada di sekitarnya, yang berulang bahkan menjadi kebiasaan , lalu dalam diri seseorang itu terjadi “penerimaan” atau “penolakan” terhadap apa yang ia terima tadi.
Penerimaan yang dimaksud dapat dicontohkan misalnya, seorang anak yang tumbuh dilingkungan orang dewasa yang suka memaki atau bergunjing lalu iapun mengikuti kebiasaan itu tanpa ada pengaruh dari lingkungan lain maka perilaku itu akan terterima dan bisa jadi karakter anak itu nantinya. Namun, sebaliknya jika ia mendapat pengaruh dari lingkungan lain misalnya dari sekolah, maka akan terjadi penolakan dalam diri anak itu terhadap perilaku tersebut sehingga terbentuk perilaku lain yang lain (yang baik) yang kelak membentuk karakter sang anak di kemudian hari.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di MTs Negeri Masbagik juga menunjukkan bahwa perilaku siswa memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Sebagian siswa memiliki karakter pendiam, sebagian yang lain merupakan siswa-siswa dengan tingkat keceriaan yang tinggi. Peneliti menjumpai adanya siswa yang memiliki masalah dalam hal sosialisasi di sekolah, di samping ada pula siswa yang secara ekstrim memiliki masalah secara sosial.
Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan lingkungannya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan lingkungannya rendah. Contohnya: anak dalam belajar akan sangat memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang kadang-kadang harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam pembelajaran.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di MTs Negeri Masbagik menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pendidikan di MTs tersebut berasal dari keluarga yang berlatar belakang lingkungan yang beragam. Keragaman latar belakang ekonomi orang tua tersebut dapat berpengaruh pula pada kemampuan membiayai kepada anak-anaknya, sehingga keadaan lingkungan orang tua merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan anak.
Menurut peneliti, profesi orang tua akan mempengaruhi kondisi lingkungan keluarga yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap pola asuh dan pola didik orang tua terhadap anaknya. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pembentukan Tingkah Laku Siswa kelas VII MTs Negeri Masbagik Tahun pelajaran 2013/2014.

DOWNLOAD :  

Semoga bermanfaat readers :)

 

No comments:

Post a Comment